Home » , , » Kopi Luwak, Kopi Primadona dari Indonesia

Kopi Luwak, Kopi Primadona dari Indonesia

Written By Novita Anggraeni on Tuesday, July 9, 2013 | 11:09 AM

Kopi luwak adalah sebutan bagi kopi yang diambil dari kotoran hewan luwak atau musang. Yang khas dari jenis kopi ini adalah rasanya yang lebih gurih dan memiliki aroma yang lebih harum dibanding dengan kopi konvensional. Rasa ini didapat karena luwak atau musang hanya memakan biji kopi yang sudah merah dan dalam kondisi terbaik.

Dan lagi, berbeda dengan kopi olahan pabrik, kopi luak ini sudah tak berkulit lagi karena telah melewati semacam proses kimiawi di dalam pencernaan luwak. Dan lagi yang membuat rasa kopi luwak semakin khas dan sensasional adalah mungkin karena ketika biji kopi diolah di dalam perut luwak biji kopi tersebut bersenyawa dengan enzim pencernaan luwak hingga menghasilkan semacam menurunnya tingkat keasaman dari biji kopi tersebut.

Karena kopi luwak sangat bergantung pada luwak itu sendiri maka kopi luwak pun sangat terbatas di pasaran. Para pengolah kopi luwak harus mencari biji kopi ini hingga ke hutan yang berbatasan dengan kebun kopi karena luwak atau musang adalah jenis binatang yang sangat menghindari kontak langsung dengan manusia. Jadi kotoran musang yang mengandung biji kopi itu tidak akan ditemukan di areal sekitar perkebunan mengingat di areal perkebunan kopi biasanya terdapat pemukiman penduduk yang sangat ditakuti oleh musang atau luwak itu tadi.

Disamping kotoran luwak tak bisa didapat di sembarang tempat, yang membuat kopi luwak kian ekslusif adalah karena luwak atau musang bukanlah jenis binatang yang suka buang kotoran. Dari setumpuk kotoran luwak yang masih basah biasanya hanya diperoleh biji kopi seberat 200 gram dan berat ini akan sangat jauh berkurang setelah biji kopi melalui tahap pengeringan. 

Oleh karena itulah kopi luwak menjadi sangat ekslusif. Tapi, bila anda memang pecinta minuman kopi sebaiknya memang harus mencoba kopi ini. Harga yang sedikit lebih mahal akan terbayar impas oleh rasa yang khas dan gurih.

Selamat mencoba…

***

Sumber: Arsip Budaya Nusantara

0 comments:

Post a Comment

depotexcel