Selama berpuasa di bulan Ramadhan, kesempatan untuk minum air terbatas hanya saat matahari terbenam hingga terbit fajar. Bila asupan air kurang, bisa jadi akan timbul dehidrasi.
Salah satu tanda seseorang mengalami dehidrasi ringan adalah urin pada pagi hari berwarna kuning pekat dan jumlahnya sedikit. “Bila keadaan seperti ini terjadi, maka tingkatkan asupan air putih pada malam berikutnya,” ujar dr Jenni MGizi, SpGK dari RS Omni Alam Sutra.
Dikatakan oleh Jenni, pada orang dewasa dengan aktivitas sedang memerlukan sekitar 7-8 gelas air sehari. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air sekitar 1% berpotensi menimbulkan gangguan mood. Kurang air sebanyak 2% atau lebih akan menurunkan kemampuan fisik, visuomotor, psikomotor dan kognitif.
Spesialis gizi glinik ini melanjutkan, berdasarkan penelitian Armstrong dan Lieberman, pada pria dan wanita dewasa sehat yang mengalami kurang air masing-masing 1,5% dan 1,3% dari berat badan, menunjukkan gangguan kognitif dan mood. Bahkan wanita dapat mengalami kelelahan (fatigue).
Karena itu dibutuhkan volume air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh. Kekurangan dan kelebihan air memberi dampak tidak baik bagi tubuh. Jenni menyarankan, guna mencegah dehidrasi selama bulan puasa, sebaiknya minum 2 gelas air putih saat berbuka, 1 gelas menjelang tidur, dan 2 gelas di kala sahur.
Diminimalkan minum kopi dan teh di bulan puasa karena minuman ini meningkatkan pengeluaran air kemih dan mengundang rasa haus. Diperbanyak makan buah saat berbuka, makan sayuran berkuah saat makan malam atau sahur.
“Hindari bekerja dan olahraga di terik matahari. Minimalkan olahraga yang menguras keringat. Kalaupun terpaksa bekerja di terik matahari dan melakukan olahraga berkeringat, tambahlah konsumsi air minum 2-3 gelas di malam hari saat diperkenankan minum,” saran Jenni.•
Sumber: Majalah MALE Edisi No. 037 • 12 - 18 JULI 2013
0 comments:
Post a Comment